Jika Anda merasa aman dari ancaman kanker paru-paru karena tidak pernah merokok, sebaiknya Anda tetap harus waspada. Faktanya, tidak merokok bukan berarti Anda pasti akan terbebas dari kanker paru-paru. Ada sejumlah kondisi yang nyatanya dapat meningkatkan risiko bagi non-perokok untuk terkena kanker paru-paru.
Hal inilah yang dialami Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Sosok yang selalu menjadi andalan masyarakat Indonesia atas perannya sebagai pemberi informasi tentang bencana ini mengidap kanker paru Stadium IV sejak Januari 2018 lalu. Menurut informasi, Sutopo bahkan mengaku kaget mendengar vonis dokter tersebut karena ia bukan perokok.
Faktor perokok pasif
Merokok adalah penyebab utama dari kanker paru-paru, yakni sekitar 85%. Ini bukanlah hal yang mengejutkan. Beda halnya dengan kasus kanker paru-paru yang terjadi pada non perokok, ini tentu membuat orang bertanya-tanya. “Selama saya praktik, 5-10% pasien tidak pernah merokok,” kata Charles Swanton, kepala dokter dari Cancer Research UK, dikutip dari BBC.
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kanker paru-paru pada non-perokok adalah terlalu sering terpapar asap rokok, atau lazim disebut perokok pasif. Walaupun risikonya tidak sebesar perokok aktif, terbukti menjadi perokok pasif juga dapat memberi dampak negatif jangka panjang.
Penelitian menyebutkan 1 dari 5 wanita yang menderita kanker paru-paru tidak pernah merokok, dibandingkan dengan 1 dari 10 pria. Sebuah tinjauan pasien kanker paru-paru yang menjalani operasi dari 2008 sampai 2014 di Inggris, juga menemukan bahwa 67% dari mereka yang tidak pernah merokok adalah wanita.
Lebih lanjut, berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), asap rokok meningkatkan kemungkinan seorang perokok pasif mendapatkan kanker paru-paru hingga 20-30% dan menyebabkan 430 ribu kematian di seluruh dunia setiap tahun, yang 64% di antaranya adalah wanita.