Seringkali kita membaca sebuah informasi bahwa sebuah bakteri bisa dibunuh dengan suhu panas tertentu sehngga beberapa metode kesehatan juga menyatakan hal yang sama, bahwa sebuah suhu yang pans bisa membunuh bakteri, akan tetapi beda dengan yang satu ini, Pandangan umum menyatakan, bahwa bakteri bisa dibunuh dengan suhu 100 derajat celcius. Itu sebabnya, makanan dimasak dengan api besar dan perlengkapan bayi dicuci dengan air mendidih.
Namun, ilmuwan menyatakan bahwa tidak semua bakteri bisa mati apabila terpapar dengan suhu tersebut. Bakteri jenis hyperthermophilic, disebut baru bisa nonaktif apabila dikenai suhu 121 derajat celcius, dikutip dari Insider, Selasa 9 Maret 2021.
Saat dipanaskan, bakteri tersebut akan terurai sehingga tidak bisa berfungsi dengan sempurna. Namun, ada cara mengakali agar botol susu tetap higienis, yakni direbus dengan air mendidih selama beberapa menit.
“Panaskan makanan pada suhu 75 derajat celcius selama beberapa menit. Untuk proses sterilisasi, butuh suhu 90-100 derajat celcius,” ujar direktur dari divisi penyakit menular Atlanticare, Trivedi.
Trivedi juga mengatakan, masih banyak orang yang berpikir bahwa membekukan makanan bisa mematikan mikro organisme seperti bakteri dan virus.
Padahal, kenyataannya hal itu hanya membuat mereka tidur sementara. Ketika benda itu berada di suhu ruangan, maka bakteri dan virus akan kembali bekerja.
“Itu sebabnya, penting untuk memasak makanan hingga matang. Jangan pernah anggap remeh mikro organisme,” tuturnya.
Kemampuan bakteri untuk bisa bertahan di suhu yang tinggi, juga menjadi alasan Grosmimi Indonesia menghadirkan produk baby feeding premium dari Korea Selatan.
Salah satu keunggulan dari produk ini adalah menggunakan bahan dasar utama 100 persen biji plastik PPSU, yang dapat menahan panas hingga 200 derajat celcius. Alhasil, produk bisa dipakai selama dua tahun.
Dalam rangka memperingati Hari Gizi Indonesia yang dirayakan beberapa hari lalu, bersama Nayz sebagai merek produk bubur bayi MPASI berbahan dasar beras organik menyumbangkan beberapa paket sembako ke dua panti asuhan yang ada di Jakarta Selatan.
“Kami berharap melalui program CSR ini, kebutuhan gizi seluruh anak-anak yang ada di panti asuhan akan tercukupi dan menjadi sarana perkenalan untuk anak-anak tersebut akan sumber gizi yang baik,” ungkap Direktur Utama Grosmimi Indonesia, Kinshi Perdana.