Halodunia.net – Setelah ke destinasi Wisata Negeri Atas Angin, kali ini kita geser ke wisata Kayangan Api yang ada Bojonegoro juga lho. Tempat wisata yang terletak di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro ini banyak menyimpan sejarah. Menurut dari berbagai sumber warga desa setempat, api yang ada di salam kawasan Kayangan Api ini menyala sejak jaman kerajaan Majapahit.
Kekayaan alam dari desa ini memang cukup banyak, terutama gas alam. Menurut penelitian, api kayangan Bojonegoro ini menyala karena di dalam perut bumi, terdapat mineral gas alam. Gas alam ini terkena nyala api. Karena terdapat dalam jumlah yang cukup banyak dan muncul terus menerus, maka nyala api di tempat wisata Kayangan Api Bojonegoro sama sekali tidak pernah padam. Api ini akan semakin membesar pada sore dan malam hari.
Anda jangan khawatir ketika berkunjung ke api kayangan pada musim hujan. Karena api ini akan terus menyala walau hujan turun. Fenomena api abadi ini sama dengan fenomena pintu neraka atau lubang neraka di turkmenistan. Hanya saja api di Bojonegoro ini berukuran kecil, sedangkan lubang neraka turkmenistan membentuk kawah besar.
Jika Anda hendak berwisata ke tempat ini, Anda akan dengan mudah menemukannya, sebab, sudah banyak petunjuk jalan yang akan mengantar Anda sampai ke api kayangan.
Sejarah Kayangan Api Dander Bojonegoro
Selain karena faktor alam yang memang sudah terbukti kebenarannya, api kayangan ini menyimpan cerita tersendiri. Banyak para ahli supranatural mengkaitkan kejadian api abadi ini dengan kejadian mistis jaman dulu.
Mitos Kayangan Api Jawa Timur ini, sesuai dengan cerita juru kunci api kayangan, adalah sebuah tempat pembuatan alat-alat pusaka zaman dulu seperti keris. Empu yang membuat peralatan ini adalah Mbah kriyo kusumo atau lebih dikenal dengan nama empu supo. Mbah kriyo ini menjadi seorang empu pada zaman kerajaan majapahit. Disinilah tempat dulunya mbh kriyo melakukan pembakaran alat-alat tersebut.
Cerita Kayangan Api di Bojonegoro yang lain menyebutkan, dahulu empu supo ini melakukan pertapaan di tengah hutan. Sebagai penerang, dinyalakanlah api di samping tempatnya bertapa. Menurut legenda, api kayangan tersebut mulai menyala sejak dinyalakan oleh empu supo pada saat bertapa tersebut.
Tak jauh dari lokasi api abadi, terdapat sebuah sumur tua dengan kedalaman dua meter. Air di sumur tersebut tak pernah kering dan selalu menampakkan air seperti air mendidih dengan bunyi “blekutuk” (nama bunyi dalam bahasa jawa). Oleh sebab itu, sumur ini dinamakan sumur blukutuk.
Keanehan yang ada pada sumur ini adalah, meski airnya tampak seperti layaknya air rebusan yang mendidih, namun, air ini terasa seperti air dingin biasanya jika disentuh. Selain itu, air ini sangat tidak jernih dan menguarkan aroma belerang yang khas. Lokasi sumur ini cukup aman ketika dikunjungi karena telah diberi pagar pembatas pengunjung. Sama seperti lokasi api kayangan yang dipagari pagar membentuk lingkaran sebagai sarana keamanan bagi pengunjung. Banyak orang memanfaatkan air yang ada di sumur tersebut sebagai obat untuk menyembuhkan segala macam penyakit.
Hal-hal mistis lainnya yang bisa Anda jumpai di sini adalah sebuah pohon dengan dua buah akar yang berbentuk seperti pintu gerbang. Gerbang alami ini disebut dengan gerbang nogosari. Pintu inilah yang pada zaman kerajaan majapahit menghubungkan tempat pembuatan keris empu supo dengan desa setempat. Saat ini, pohon itu dilewati oleh masyarakat sekitar yang hendak menuju api kayangan.
Kegiatan di Api Kayangan
- Upacara Jumenengan Ngarso Ndalem Sri Sultan Hamengkubuwono X
Upacara ini dilakukan dengan menabuh gending milik mbah kriyo kusumo. Penabuhan gending ini dilakukan dalam acara selamatan dan tayuban. Dalam upacara ini, seorang sinden yang sedang menari tidak diperbolehkan ada yang menemani. Sinden harus menari sendiri dalam iringan gending yang ditabuh. Karena menurut cerita yang beredar, sinden yang menari akan ditemani oleh perwujudan empu supo.
- Acara Ruwatan Masal
Ruwatan masal desa setempat juga memanfaatkan lokasi api kayangan ini. Tempat ini cukup strategis untuk dimanfaatkan oleh warga ketika mereka mempunyai acara bersama-sama.
- Nyadran Desa
Acara selanjutnya yang sering diadakan di tempat ini adalah nyadran. Dalam adat jawa, nyadran mempunyai arti acara bersama-sama satu kampung.
- Wisuda Waranggono
Waranggono sama artinya dengan sinden. Yakni seorang penyanyi jawa yang menyanyi dengan iring-iringan gamelan. Wisuda waranggono bisa diartikan sebagai upacara pelantikan calon sinden.
- Selapanan Jum’at Pahing
Pada tiap-tiap hari jum’at pahing, banyak orang datang ke tempat ini untuk meminta keberkahan. Seperti dimudahkannya mendapat jodoh, kesuksesan dalam berkarir, percintaan, dan aneka permasalahan dalam kehidupan.
- Outbond
Selain digunakan pada acara-acara adat, api kayangan juga digunakan sebagai media wisata alam atau outbond.
Fasilitas tempat wisata Kayangan Api
Semakin hari, fasilitas di Kayangan Api Abadi Dander ini semakin berkembang. Sekarang-sekarang ini, semakin berkembang. Di sekeliling lokasi tempat api menyala, terdapat candi-candi buatan berukuran kecil. Di api kayangan ini juga terdapat wahana anak-anak bermain, seperti, becak, kereta mainan mini, kereta mini dengan lampu, dll.