Vaksin virus corona Covid-19 buatan AstraZeneca dan Universitas Oxford saat ini telah berada di fase 3 dan siap untuk diuji coba dalam skala besar. Fase 3 akan membuktikan apakah vaksin tersebut bisa melindungi manusia dari Covid-19.
Namun di sisi lain, kedua institusi berbasis di Inggris tersebut belum melaporkan hasil fase 1 yang akan menunjukkan apakah vaksin aman untuk manusia dan apakah akan mengaktifkan respons imun.
Para pengembang vaksin mengakui uji coba sejauh ini menunjukkan adanya respons kekebalan Perusahaan terdorong untuk mempercepat proses pengembangan vaksin dan menargetkan mempublikasi fase 1 pada akhir Juli.
Dilansir dari Times of India, data tersebut diharapkan akan diterbitkan oleh jurnal medis The Lancet.
Vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan University of Oxford ini didasarkan pada adenovirus simpanse yang disebut ChAdOx1.
Lebih dari 160 vaksin sedang dikembangkan dan diuji di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Juni lalu mengatakan vaksin buatan AstraZeneca adalah kandidat vaksin terdepan an paling maju dalam hal pengembangan.
Dilansir dari NY Times, perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan pemerintah di seluruh dunia untuk memasok vaksin jika vaksin itu harus digunakan.
Vaksin ini dalam uji coba Fase II / III di Inggris dan uji coba Fase III di Brasil dan Afrika Selatan. Proyek ini dapat memberikan vaksin darurat pada bulan Oktober. Pada bulan Juni, AstraZeneca mengatakan total kapasitas produksi adalah dua miliar vaksin.
“Kami berharap makalah ini, yang sedang menjalani penyuntingan dan persiapan akhir, akan diterbitkan pada hari Senin, 20 Juli, untuk rilis segera,” kata juru bicara Lancet.
Dilansir dari Finace Yahoo, AstraZeneca telah menandatangani perjanjian rantai pasokan untuk kapasitas produksi sebanyak 2 miliar dosis. Perusahaan telah menandatangani kesepakatan pasokan vaksin dengan AS dan negara-negara Uni Eropa.