Menurut Columbia Unversity Department of Urology, studi menunjukkan bahwa 40 persen wanita mengalami beberapa bentuk prolapse, dan 11 persen menjalani operasi untuk penyakit ini.
1. Jenis-jenis vaginal prolapse
Tergantung dari setiap posisi organnya, vaginal prolapse terbagi menjadi lima jenis, di antaranya:
- Cystocele: atau biasa disebut juga anterior prolapse merupakan kondisi ketika kandung kemih melorot atau turun ke dalam vagina.
- Rectocele: atau biasa disebut posterior prolapse yaitu kondisi ketika rektum (bagian bawah usus besar) turun ke dalam vagina.
- Enterocele: merupakan kondisi ketika usus kecil menonjol ke dinding belakang vagina.
- Uterine prolapse: yaitu terjadi ketika uterus (rahim) membengkak atau turun ke dalam vagina.
- Apical prolapse: atau biasa disebut juga vaginal vault yaitu terjadi ketika leher rahim atau bagian atas vagina turun ke dalam vagina.
2. Gejala- gejala vaginal prolapse
Tidak semua wanita yang mengalami vaginal prolapse memiliki gejala. Namun tak sedikit juga penderita mengalami beberapa gejala, tergantung dari setiap organ yang mengalami prolapse. Berikut gejala-gejala dari vaginal prolapse:
- Perasaan penuh, mengganjal, atau nyeri di bagian vagina, terutama saat berdiri, mengangkat atau batuk;
- Benjolan pada vagina;
- Sensasi berat atau tekanan di area panggul;
- Kebocoran urine;
- Kesulitan buang air besar;
- Infeksi kandung kemih;
- Pendarahan abnormal dari vagina;
- Kesulitan atau nyeri saat berhubungan seksual.
3. Faktor dan penyebab vaginal prolapse
Vagina dan organ panggul lainnya ditahan oleh sekelompok otot dan jaringan lainnya. Namun otot dan jaringan di area ini dapat robek, meregang, atau melemah. Vaginal prolapse terjadi ketika otot dan jaringan di area panggul tidak dapat lagi mendukung atau menopang posisi organ pada tempatnya.
Beberapa faktor dan penyebab utama vaginal prolapse, yaitu:
- Persalinan normal;
- Menopause, ketika menopause, ovarium akan berhenti memproduksi hormon; estrogen. Hormon ini lah yang membantu untuk memperkuat otot panggul;
- Obesitas;
- Beraktivitas atau mengangkat benda berat;
- Memiliki batuk kronis;
- Mengejan terlalu keras saat buang air besar;
- Histerektomi (operasi pengangkatan rahim).
4. Diagnosis vaginal prolapse
Vaginal prolapse dapat didiagnosis melalui pemeriksaan panggul. Biasanya, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan beberapa tes sebagai berikut:
- USG panggul: tes ini menggunakan gelombang suara untuk memeriksa kandung kemih dan organ lainnya.
- MRI dasar panggul: tes ini menggunakan magnet dan gelombang radio yang kuat untuk membuat gambar organ panggul.
- CT scan perut dan panggul: tes ini menggunakan sinar-X untuk membuat gambar detail organ panggul.
5. Cara mencegah vaginal prolapse
Memang sulit untuk mencegah terjadinya vaginal prolapse apalagi jika tidak menunjukkan gejala. Namun, dengan kebiasaan gaya hidup yang baik, kamu bisa mengurangi atau memperkecil risiko terkena vaginal prolapse.
Beberapa upaya yang bisa kamu lakukan di antaranya, yaitu:
- Olahraga rutin namun tidak berlebihan;
- Menjaga berat badan yang ideal;
- Tidak merokok;
- Tidak mengangkat benda-benda yang terlalu berat;
- Menggunakan teknik mengangkat beda berat yang benar;
- Jangan batuk terlalu kuat;
Demikian fakta mengenai vaginal prolapse, serta ciri gejala dan pencegahannya. Meskipun bukan penyakit yang mematikan, namun tidak ada salahnya untuk tetap waspada dan segera menanganinya ke pihak medis untuk menghindari risiko infeksi dan penyakit lainnya.