Halodunia – Pasca tragedi kapal selam Nanggala-402 karam di lautan banyak spekulasi baru tentang dunia laut. Seperti halnya para ahli paleontologi menemukan hiu berusia 300 juta tahun yang dijuluki sebagai hiu Godzilla.
Hiu ini pertama kali diidentifikasi pada 2013, namun baru sekarang mendapatkan nama dan diklasifikasikan sebagai spesies baru.
Para ahli menemukan kerangka fosil hiu purba sepanjang 2 meter yang masih lengkap dan terawat baik, di sebuah situs pribadi di Pegunungan Manzano dekat Albuquerque, New Mexico.
Fosil ini memiliki ciri-ciri berupa 12 baris gigi tajam di rahang yang kuat dan sepasang duri sirip sepanjang 0,8 meter di punggungnya.
Hewan ini dijuluki hiu Godzilla karena ukurannya. Itu merupakan fosil terbesar dari jenisnya yang pernah ditemukan di daerah tersebut dan sifat reptil dari duri di punggungnya.
“Saat ciri-ciri hiu ini terungkap, saya pikir itu adalah nama panggilan yang sempurna. Sangat jarang ditemukan material kerangka hiu purba, apalagi kerangka lengkap yang juga mengawetkan garis bentuk tubuh dan jejak jaringan lunak lainnya,” kata John-Paul Hodnett, ahli paleontologi di Maryland-National Capital Parks and Planning Commission.
Hiu tersebut kini secara resmi dinamai hiu naga Hoffman (Dracopristis hoffmanorum).
Nama itu diambil dari nama keluarga yang memiliki tanah tempat fosil hiu ditemukan dan sebagai penghormatan atas penampilannya yang mengerikan dan seperti reptil.
Hiu naga Hoffman termasuk dalam kelompok hiu purba misterius yang juga dikenal sebagai Ctenacanth.
Temuan fosil ini akan memberikan kesempatan para ahli untuk mempelajari lebih lanjut tentang kelompok yang kurang diketahui ini.
Salah satu perbedaan terbesar antara Ctenacanth dan hiu modern adalah rahangnya. Rahang Ctenacanth lebih besar, lebih kuat melekat pada tengkorak, sehingga membuatnya kurang fleksibel.
Jika dilihat dari rahangnya, Ctenacanth bukanlah predator puncak seperti hiu modern. Menariknya, fosil Dracopristis yang baru ditemukan ini justru menunjukkan sebaliknya.
“Dari anatomi sirip dada dan ekor, kami mengusulkan bahwa Dracopristis kemungkinan besar adalah predator yang berada di dekat dasar muara laguna purba tempat tinggalnya,” tambah Hodnett, dikutip dari Live Science, Selasa (27/4/2021).
Gigi hiu purba yang baru ditemukan ini juga lebih beradaptasi untuk menangkap dan menghancurkan mangsa seperti krustasea dan vertebrata kecil.
Para ahli percaya bahwa duri besar di punggung hiu naga Hoffman mungkin telah digunakan sebagai pertahanan terhadap hiu yang lebih besar.
Ctenacanth sendiri punah selama peristiwa kepunahan massal di akhir Periode Permian 252 juta tahun lalu, yang mengakhiri Era Paleozoikum. Namun, penyebab pasti kematian hiu tersebut masih belum jelas.
Para peneliti sekarang mencari lebih banyak fosil Ctenacanth di daerah tersebut untuk mempelajari lebih lanjut tentang ciri-ciri riwayat hidup hewan itu, seperti umur panjang, tingkat pertumbuhan, usia kematangan reproduksi, dan hasil reproduksi.