Amelia Yani, putri ketiga dari Jenderal Anumerta Ahmad Yani menyambut baik usul Presiden Jokowi untuk membuat ulang film G30S/PKI. Menurut Amelia, yang kini jadi Dubes RI untuk Bosnia, ada beberapa bagian di film yang bisa ditambahkan, mulai dari peran agen polisi Sukitman sampai jasa pasukan KKO Marinir.
“Kalau Bapak Presiden mengatakan membuat yang baru, mungkin yang belum ada di film itu bisa ditambah seperti peran Bapak Sukitman dan Mayor Subardi. Bapak Sukitman ini yang menemukan sumur pertama kali dan Pak Subardi (ajudan Jenderal Ahmad Yani),” beber Amelia saat berbincang , Rabu (20/9).
Panglima TNI Ungkap Alasan Beri Perintah Pemutaran Film G30S/PKI
Amelia menyampaikan, karena Sukitman itu, lokasi sumur tempat penguburan para jenderal yang dibunuh bisa diketahui.
“Penemuan sumur itu tanggal 3 Oktober menjelang Magrib. Itulah mukjizat Allah SWT,” tambah dia.
Saat itu Sukitman memang ikut diculik dan dibawa ke Lubang Buaya, Pondok Gede. Sukitman yang mendengar suara tembakan para pelaku penculikan, ketika itu tengah berpatroli di kawasan Jakarta Selatan. Sukitman kemudian ditahan penculik. Dia selamat karena pura-pura mati, lalu meloloskan diri.
Sukitman kemudian melapor ke Kodam Jaya, hingga akhirnya terungkap lokasi penguburan di Lubang Buaya. Sukitman bersama Mayor Subardi dan pasukan Kodam Jaya yang bergerak mencari lokasi sumur itu.
Amelia juga menyampaikan dalam film itu, perlu ditambahkan peran pasukan KKO Marinir yang mengangkat jenazah dari sumur di Lubang Buaya.
“Bagaimana KKO pada malam tanggal 3 Oktober mulai berlatih bagaimana caranya mengambil jenazah di dalam sumur berdiameter 50 cm kedalaman 12 meter, bukanlah hal mudah,” tegas dia.
Kemudian juga mengenai catatan yang dibuat ayahnya, mengenai kondisi saat itu juga bisa dimasukkan sebagai bagian dari film.
“Oleh sebab itu, ibu salah satu saksi berusaha untuk mengungkapkan apa yang terjadi dengan data-data autentik catatan dan tulisan almarhum. Ahmad Yani dalam buku agenda beliau,” tuturnya.
Satu pesan dari Amelia, generasi muda tetap harus diingatkan akan bahaya dari PKI. Ahmad Yani saat peristiwa G30S menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
“Kita harus terus menerus belajar dari sejarah kelam itu dan pasti ditemukan siapa di belakang kup (kudeta) itu dan yang jelas PKI,” tutup dia.