Halodunia.net – Kabar tentang peningkatan aktivitas Gunung Merapi cukup menyita perhatian beberapa hari terakhir. Tapi, Anda perlu waspada. Sebagian di antaranya ada yang tidak valid. Khususnya yang beredar di media sosial. Contohnya kabar tentang peta kawasan bahaya merapi yang diperluas menjadi 10 kilometer.
”Daerah bahaya merapi diperluas jadi 10 KM. Berarti Kaliurang sudah termasuk,” begitu keterangan yang disertai gambar peta kawasan di sekitar Merapi. Meski tidak mencantumkan sumber yang jelas, informasi tersebut langsung membuat gaduh media sosial. Banyak yang menyebarkan ulang dan bertanya tentang kebenarannya.
Contohnya, akun Facebook Artha yang mengunggah kabar itu pada 20 November 2020. ”Mohon INFONYA… ini apa benarr njih. (keluarga di km 17),” tulis (bit.do/Diperluas10KM).
Aktivitas Gunung Merapi memang mengalami peningkatan, sebagaimana pemberitaan jawapos.com pada 6 November 2020. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) telah menaikkan status Gunung Merapi dari waspada (level II) ke siaga (level III) terhitung sejak 5 November 2020.
Naiknya status bahaya itu juga memicu bertambahnya jumlah pengungsi hingga mencapai 210 orang. Namun, tidak ada informasi resmi yang menyebutkan peta bahaya sudah diperluas hingga sejauh 10 kilometer.
Saat ditelusuri, gambar peta bahaya gunung Merapi itu diambil dari dokumen kejadian 2010. Klarifikasi itu disampaikan langsung oleh akun Instagram milik Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada 20 November 2020.
”Peta yang beredar merupakan peta daerah bahaya erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010,” begitu penggalan keterangan akun tersebut. Peta itu juga pernah diterbitkan di Journal of Volcanology and Geothermal Research dengan judul, The 2010 explosive eruption of Java’s Merapi volcano – a ‘100-year’ event. Anda dapat membaca informasi itu di bit.do/PetaBahaya2010.
Melalui akun Twitter resminya, BPPTKG juga mengabarkan kondisi Merapi secara berkala. Sebagaimana informasi yang diunggah kemarin (23/11), berdasar periode pengamatan pada 22 November 2020 pukul 00.00–24.00 WIB, status yang diberlakukan masih siaga level III. Bahwa secara visual, Merapi menunjukkan asap putih intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 50 meter.
Guguran pun terlihat hingga tiga kali dari PGM Babadan dan PGM Kaliurang. Jarak luncur hingga mencapai 1.000 meter. Nah, jelas kondisi saat ini tidak sama seperti yang beredar di medsos. Agar lebih akurat, perlu mengikuti sumber informasi yang jelas, salah satunya melalui akun Twitter resmi milik BPPTKG. Anda dapat melihatnya di bit.do/KondisiTerakhir.