Pandami virus corona berdampak hebat pada sektor ekonomi di berbagai negara.
Resesi ekonomi telah dilaporkan terjadi di sejumlah negara.
Indonesia sendiri tengah berada di ambang resesi ketika pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 dilaporkan minus, di angka minus 5,32 persen.
Pada 1 September 2020, Presiden Joko Widodo mengatakan, jika pada kuartal III 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali minus, maka kita akan mengalami resesi.
“Kalau kita masih berada pada posisi minus, artinya kita masuk ke resesi,” kata Presiden Jokowi saat memberi pengarahan pada para gubernur lewat konferensi video dari Istana Kepresidenan, Bogor, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (1/9/2020).
Presiden berharap, pertumbuhan ekonomi Indonesia bangkit pada kuartal III 2020.
Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, melihat perkembangan hingga hari ini, hampir pasti Indonesia akan memasuki resesi ekonomi jika pertumbuhan ekonomi kuartal III kembali minus.
Baca juga: Belanja Masif APBN dan APBD, Strategi Jokowi Hindari Resesi
Apa dampaknya terhadap masyarakat jika resesi terjadi?
Menurut Fahmy, resesi akan berpengaruh pada pasokan atau supply barang yang turun secara drastis, namun permintaan tetap.
“Akibatnya harga-harga jadi naik, yang memicu inflasi,” kata dia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/9/2020).
Inflasi yang tidak terkendali, lanjut dia, akan membuat daya beli masyarakat khususnya yang berpenghasilan tetap akan menurun.
“Ujung-ujungnya pertumbuhan eknomi akan semakin terpuruk,” ujar Fahmy.
Penurunan pasokan atausupply tersebut karena merosotnya produksi, sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan.
Baca juga: Indonesia di Tengah Ancaman Resesi, Ini Peluang Bisnis yang Bisa Dilakukan
Sementara itu, dalam Penyelamatan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah membuat sejumlah program bantuan yang menyasar berbagai lapisan masyarakat.
Suntikan dana yang diberikan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Fahmy menilai, bantuan-bantuan yang diberikan ini tidak cukup untuk menahan resesi.
“Tapi hanya untuk menekan dampak resesi,” kata dia.
Jika Indonesia mengalami resesi, berapa lama akan bisa bangkit kembali?
Menurut Fahmy, hal ini pada berbagai variabel, seperti pandemi Covid-19 dan program-program pemerintah untuk keluar dari jerat resesi.
Ia menjelaskan, lamanya waktu wabah terjadi berbanding lurus dengan periode resesi.
Dengan demikian, semakin lama pandemi, maka akan semakin lama pula terjadinya resesi ekonomi.
Program pemerintah dalam mengatasi pandemi dan resesi ekonomi, jika berhasil diterapkan diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.
“Jika program dan APBN dapat berhasil diimplementasikan sesuai yang direncanakan, maka resesi dapat diatasi hingga awal 2021,” kata Fahmy.
Ia mengingatkan, agar Indonesia berhasil mengatasi pandemi dan resesi, diperlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan industri.