Tentu pembentukan Tokubetsu Kaisatsu Tai (Kesatuan Polisi Khusus) oleh pemerintahan Jepang di Surabaya tidak terlalu sulit karena sebagian diambilkan dari anggota Algemen Politie (Polisi Umum) dan Veld Politie (Polisi Lapangan) dari masa era Kepolisian Kolonial Belanda dengan melalui seleksi serta kualifikasi yang ketat.
Selanjutnya yang telah terseleksi akan tetap mengikuti pendidikan Jawa Keisatsu Gakko (Sekolah Polisi Jawa) sesuai dengan kelas kepangkatan, seperti Kotoka di Sukabumi untuk calon calon Perwira Polisi, yang akan dididik selama sembilan bulan tentang tata laksana Kepolisian Jepang, setelah tamat akan diangkat sebagai Minarai Keibuho (Calon Pembantu Inspektur Polisi) dengan pangkat Junsahucho (Komandan Polisi) selama enam bulan untuk masa transisi sebagai Perwira Kepolisian Jepang, Kotoka menghasilkan lima angkatan dan meluluskan 400 orang. Untuk calon Yunsa (Agen Polisi) mereka mengikuti pendidikan Futsuka selama empat bulan ditiap tiap Karesidenan, setamat Futsuka akan diangkat sebagai Agen Polisi Kelas III, Futsuka menghasilkan 12 angkatan dan meluluskan 3,000 orang.
Tokubetsu Kaisatsu Tai disingkat Toketai atau Kesatuan Polisi Khusus, merupakan kesatuan yang dilatih dan dipersenjatai untuk menghadapi gangguan keamanan bersenjata. Kesatuan tersebut dibentuk oleh pemerintah Jepang sebagai Pasukan Khusus Polisi yang bersama sama bala tentara Jepang menjalankan operasi pengamanan kota.
Tokubetsu Kaisatsu Tai bersenjatakan Karabijn M95 bekas KNIL dengan sepeda angin sebagai sarana patroli dan transportasi. Dalam keseharian mereka menggunakan bahasa Jepang untuk baris berbaris maupun dalam kedinasan, sehingga masih sering terjadi kesalahan penafsiran dalam perintah keseharian.
30 September 1942, terjadi pengembangan kekuatan Tokubetsu Kaisatsu Tai di Surabaya, dengan pembagian sebagai berikut:
*Tokubetsu Kaisatsu Tai Soerabaia Syi*
Kesatuan Polisi Khusus Kota Surabaya bermarkas di Kantor Besar Polisi atau Hoofdbureau (Polrestabes Surabaya saat ini) dipimpin oleh Nitto Keibuho Soeratmin, kekuatan 100 personil, dengan tanggung jawab khusus wilayah Kota Surabaya.
*Tokubetsu Kaisatsu Tai Soerabaia Syuu*
Kesatuan Polisi Khusus Karesidenan Surabaya bermarkas di Sekolah Polisi Surabaya Coen Boulevard (Sekolah St Louis saat ini) dipimpin oleh Keibu Moehammad Jasin, kekuatan 150 personil, dengan wilayah tangguh jawab Sidoarjo dan Kabupaten Surabaya.
Selain menjalankan tugas Kepolisian, Tokubetsu Kaisatsu Tai Kota maupun Karesidenan Surabaya, juga memberikan pelatihan kepada anggota Polisi di tingkat Seksi mampu Detasemen Keibodan (Pasukan Pembantu Polisi) yang diasramakan di Sekolah Polisi Surabaya Coen Boulevard.
16 April 1944, kekuatan Tokubetsu Kaisatsu Tai Kota Surabaya ditambah menjadi 150 personil sedangkan Tokubetsu Kaisatsu Tai Karesidenan Surabaya ditambah menjadi 200 personil, pimpinan tetap dipegang oleh Nitto Keibuho Soeratmin dan Keibuho Moehammad Jasin.
Jumat, 17 Agustus 1945 jam 19:00, Nitto Keibuho Soeratmin merubah nama Tokubetsu Kaisatsu Tai Soerabaia Syi menjadi Polisi Istimewa Surabaya, memakai ban putih dengan tulisan huruf merah P.I serta mengganti lencana sakura di topi pet dengan bulatan lonjong Merah-Putih dan tetap bermarkas di Kantor Besar Polisi
Selasa, 21 Agustus 1945 jam 07:00, Keibuho Moehamad Jasin mengumpulkan semua anggota Tokubetsu Kaisatsu Tai Soerabaia Syuu di halaman depan markas Coen Boelevard, mengadakan pengibaran bendera Merah-Putih, kemudian membacakan Proklamas Polisi, yang berbunyi sebagai berikut:
Proklamasi
Oentoek bersatoe dengan rakjat dalam perdjoeangan mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945, dengan ini menjatakan Polisi sebagai Polisi Repoeblik Indonesia.
Soerabaia, 21 Agoestoes 1945
ttd
Moehamad Jasin
Inspektoer Polisi Tk 1
Kemudian mengganti nama Tokubetsu Kaisatsu Tai Soerabaia Syuu menjadi Center Special Police (CSP) yang kemudian dikenal dengan Pasukan Perjuangan Polisi Republik Indonesia (P3RI), P3RI inilah embrio Mobile Brigade Besar Jawa Timur (MBB Jawa Timur) dan Moehamad Jasin tetap sebagai pimpinannya, Pak Moehamad Jasin adalah legenda Polisi Pejuang, Bapak Brigade Mobil Polri. Beliau mendapat gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 116/TK/Tahun 2015 pada tanggal 5 November 2015.
Rabu, 20 Oktober 1945 Jam 09:15, Komandan Polisi Istimewa Surabaya Inspektur Pol Tk 2 Soeratmin digantikan oleh Inspektur Pol Tk 2 Soetjipto Danoekoesoemo.
Sehingga saat Pertempuran Surabaya Fase 1 (28 sd 30 Oktober 1945) dan Pertempuran Surabaya Fase 2 (10 sd 30 November 1945), Surabaya memiliki dua kekuatan Pasukan Polisi Khusus Terlatih yang sangat diakui kemampuan serta reputasinya, meskipun dipimpin oleh orang berbeda akan tetapi dua kesatuan ini saling memperkuat, Polisi Istimewa Surabaya dan Center Special Police Surabaya.
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🙏🏻🤝🙏🏻🇮🇩🇮🇩🇮🇩