Halodunia.net – Indonesia sejak jaman dahulu dikenal sangat kaya. Siapa sangka ternyata Indonesia diduga memiliki Harta Kartun layaknya kisah pada sebuah dongeng yang terasa sangat sulit dipercaya.
Asosiasi Perusahaan Pengangkatan dan Pemanfaatan PMKT Indonesia (APPP BMKTI) mengungkap Indonesia memiliki potensi harta karun bawah laut sebanyak 464 titik di seluruh perairan RI.
“Dari 464 titik itu, 60 persen sebaran paling banyak di Kepulauan Riau, seperti Natuna, Bintan, Batam, lalu Belitung. Karena itu dulu adalah jalur sutera, jalur perdagangan zaman dulu. Lalu, Laut Jawa 30 persen, selebihnya sebarannya di Sulawesi, Halmahera,” ungkap Sekretaris Jenderal APPP BMKTI Harry Satrio, seperti yang dikutip CNN, Jumat (5/3/2021).
Kapal tenggelam dengan berbagai sebab seperti badai dan cuaca buruk, kurangnya pengetahuan navigasi geografis pelayaran sehingga kapal menabrak karang, dan sebagainya.
“Itu kategori BMKT jadi bukan kategori cagar budaya, karena mereka tidak bawa barang cagar budaya dari Indonesia. Mereka bawa keramik dari China sebagai barang dagangan yang ditukar dengan rempah, hadiah untuk raja di Jawa dan Sumatera,” ucapnya.
Sementara itu, data APPP BMKTI menyebut potensi dari harta karun bawah laut tersebut mencapai US$12,7 miliar atau setara Rp181,69 triliun (mengacu kurs Rp14.307 per dolar AS.
Perhitungannya, potensi per titik lokasi adalah antara US$15 juta sampai dengan US$40 juta, atau rata-rata US$27,5 juta per titik lokasi.
Di sisi lain, data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merinci sebaran 464 titik itu berada 21 lokasi.
Lokasi harta karun bawah laut itu meliputi Selat Bangka (7 lokasi), Belitung (9 lokasi), Selat Gaspar, Sumatera Selatan (5 lokasi), Selat Karimata (3 lokasi), dan Perairan Riau (17 lokasi).
Selanjutnya, Selat Malaka (37 lokasi), Kepulauan Seribu (18 lokasi), perairan Jawa Tengah (9 lokasi), Karimun Jawa (14 lokasi), dan Selat Madura (5 lokasi).
Potensi harta karun juga diperkirakan berada di NTB dan NTT (8 lokasi), Pelabuhan Ratu (134 lokasi), Selat Makassar (8 lokasi), perairan Cilacap (51 lokasi), perairan Arafuru (57 lokasi), dan perairan Ambon (13 lokasi).
Sisanya, berada di perairan Halmahera (16 lokasi), perairan Morotai (7 lokasi), Teluk Tomini, Sulawesi Utara (3 lokasi), Papua (32 lokasi), dan Kepulauan Enggano (11 lokasi).