Bisnis.com, JAKARTA – Bumi berada bada fase percepatan pergantian iklim yang memicu perubahan besar pada kerusakan alam. Setidaknya, sejumlah ilmuwan telah mewanti-wanti bakal terjadi “kiamat kecil”, jika manusia tidak segera merestorasi lingkungan. Bahkan, ada kelompok ilmuwan yang sudah menghitung kapan jadwal kiamat tiba.
Pertengahan 2019, Breakthrough National Centre for Climate Restoration mengungkap riset tentang kiamat 2050.
Riset yang diterbitkan Dailymail, 15 Juni 2019, menyatakan bumi akan terdampak perubahan iklim yang cukup signifikan. Akibatnya manusia menjadi sulit beradaptasi dan musnah.
Bulletin of the Atomic Scientist, Januari 2020, telah memajukan jarum Jam Kiamat sejauh 20 detik dari posisi di awal 2019 lalu dan memperingatkan bahwa manusia berada di titik paling dekat dengan akhir zaman.
Jam Kiamat, sebuah jam simbolik yang berfungsi mewanti-wanti manusia agar tidak mendorong Bumi ke arah kehancuran total, kini menunjukkan waktu kurang 100 detik dari pukul 00.00. Kiamat atau akhir zaman dilambangkan dengan pukul 00.00.
Pada 2019 lalu Jam Kiamat menunjukkan waktu kurang 2 menit menuju pukul 00.00, tidak berubah dari posisi di 2018. Sejak digunakan pada 1947, belum pernah Jam Kiamat menunjukkan waktu sedekat saat ini dengan pukul 00.00.
Bulletin of the Atomic Scientists, yang berisikan para ilmuwan peraih Nobel dan para pemimpin dunia, mengumumkan perubahan Jam Kiamat pada Kamis (23/1/2020) kemarin di Washington DC, Amerika Serikat.
Organisasi itu menyoroti program senjata nuklir Korea Utara dan kesepakatan nuklir di Iran, serta gugurnya Kesepakatan INF antara Rusia dan AS yang melarang pengembangan peluru kendali berbasis di darat yang berdaya jelajah di atas 500 km. Perkembangan ini dinilai bisa kembali mendorong pengembangan senjata nuklir di dunia.
Sementara itu, kondisi iklim dunia juga dinilai semakin buruk, mengingat semakin tingginya suhu Bumi dan permukaan laut, kian cepatnya es mencair di kutub, serta kebakaran hebat yang terjadi di beberapa negara, termasuk di Indonesia, Brasil, dan Australia.
Yang unik, untuk pertama kalinya Bulletin of the Atomic Scientist memperingatkan akan bahaya penggunaan diinformasi berbasis siber di dunia. Hoaks, terutama yang berkaitan dengan iklim dinilai menghambat upaya-upaya untuk menjaga perdamaian dan lingkungan.
Jam Kiamat pertama kali diciptakan pada 1947, dua tahun setelah AS menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang dengan bom atom pada Perang Dunia II. Ketika itu kiamat diramalkan sejauh tujuh menit dari tengah malam.
Tahun Penting di Jadwal Kiamat
Bulletin of the Atomic Scientists didirikan pada 1945 oleh para ilmuwan di balik Manhattan Project, yang bertanggung jawab atas pembuatan bom atom AS pada Perang Dunia II. Mereka merasa bersalah melihat betapa ngerinya kehancuran yang dihasilkan oleh bom tersebut.
Berikut adalah tahun-tahun penting dalam perjalanan jadwal Jam Kiamat:
1953: 2 menit menuju akhir zaman, karena AS dan Uni Soviet menguji bom hidrogen.
1981: 4 menit menuju pukul 00.00. Pada 1980, Uni Soviet memutuskan untuk menginvasi Afghanistan dan Presiden AS, Jimmy Carter menarik atlet-atletnya dari Olimpiade Moskwa.
1991: 17 menit dari akhir zaman. Pada 1990 Perang Dingin dinyatakan berakhir, ketika AS dan Rusia mulai memangkas jumlah senjata-senjata nuklirnya. Tembok Berlin runtuh di tahun itu.
1998: 9 menit menuju kehancuran total. India dan Pakistan menggelar uji coba senjata nuklir.
2015: 3 menit dari 00.00. Perubahan iklim yang tak terkendali sebagai alasan dunia berada lebih dekat dengan kiamat. Selain iklim, pembaruan senjata nuklir juga jadi alasan.
2018: 2 menit dari akhir zaman. Dunia kembali mencekam seperti di era perang dingin. Amerika Serikat, Rusia, Korea Utara, dan Iran jadi sorotan.
2020: Jam Kiamat: 100 detik menuju pukul 00.00.